Rabu, 21 Agustus 2013

Adakah cara lain untuk menyembuhkan luka ini?

Ini bukan hanya tentang bagaimana rasanya tersakiti..

Tapi ini tentang bagaimana cara untuk menghapus luka yang tertnggal karna rasa sakit itu..

Aku pernah mendengar pepatah mengatakan “Mencintai orang sedang patah hati adalah obat mujarab bagi setiap insan yang sedang patah hati juga”..

Tapi aku berpikir “Untuk merasakan cinta yang baru dengan orang lain saja sudah terasa sangat berat. Karna hati dan perasaan masih terganjal luka masa lalu yang belum terhapuskan..”

Lalu aku kembali memiliki pertanyaan aneh..

Apakah dengan kemunafikan luka ini akan sembuh?

Maksudku, dengan berpura-pura bersikap baik-baik saja yang pada kenyataannya hati tidak dalam keadaan baik..

Atau dengan selalu mengumbar senyum dan diselingi tawa untuk menutupi sebuah tangisan di hati?

Jika semua itu bisa menyembuhkan luka ini..

Akankah aku masih bisa dianggap seseorang yang terlihat bahagia, walaupun pada kenyataannya aku menjadi orang yang MUNAFIK?

Sejujurnya aku tidak ingin menjadi seseorang yang munafik..

Tapi aku tidak tahu lagi apa ada cara lain untuk menyembuhkan luka ini..

I always thinking how else can heal my heart other than to be hypocrites. But i lost a lot of ways and i’m starting to give up..

                                                                                                                                                  Oktarina

Aku juga ingin dicintai dengan tulus!!

Aku cinta tapi kenapa hanya dusta yang aku dapatkan?

Kasih tulus yang telah aku berikan, dibalas dengan kemunafikan yang menyakitkan..
Ada apa dengan ku?

Dan ada apa dengan hati dan perasaan kalian?

Mengapa luka ini begitu menyakitkan?

Mengapa disaat aku menginginkan sebuah ketulusan, aku hanya mendapatkan sebuah kepastian palsu dan permintan tulusku terabaikan?
Andai waktu bisa diputar kembali..

Pasti setiap manusia yang terluka memiliki pemikiran yang sama denganku..

“Andai waktu bisa diputar aku ingin kembali menjadi bayi yang baru saja terlahit kedunia ini. Aku merindukan masa dimana aku disayang tanpa harus mengeluarkan air mata, dan masa dimana aku merasa sakit tapi tidak sesakit rasanya sakit hati..”

Aku juga merindukan saat ada seseorang yang mencintaiku dengan tuluh sepenuh hati layaknya orang tuaku dulu..

Aku memang tak membenci setiap orang yang menyakitiku, tapi aku hanya ingin tau kebenarannya..

Apakah mereka semua sadar telah melukai hatiku?

Apakah mereka semua merasa bahagia saat aku meneteskan air mata?

Oktarina