Jumat, 06 Desember 2013

“Perbedaan Yang Akhirnya Memisahkan Kita”

Pertemuan kita tak pernah kuduga, kamu yang awalnya bersikap dingin kepadaku ternyata bisa menarik perhatianku. Awalnya kita hanya saling sapa, lama kelamaan kita menjadi dekat dan akhirnya kita memiliki hubungan istimewa..
Jujur saat itu aku masih takut untuk membuka hatiku kembali karna luka masa lalu masih belum terobati..
 Tapi saat kamu mulai memasuki kehidupanku ternyata kamu berhasil membuatku bangkit dari luka masa lalu yang terus menghantui hati dan pikiranku, kamu juga berhasil meyakinkanku untuk percaya bahwa selalu ada matahari setelah hati dikepung oleh hujan, Dan kamu bahkan juga berhasil membuatku tersadar bahwa yang namanya cinta tak selamanya harus saling memiliki.
Kita mempunyai banyak persamaan dan perbedaan yang tak terduga yang pada akhirnya malah menyatukan kita..
Disaat persamaan menyatukan hati dan pikiran kita. Aku dan kamu melupakan perbedaan itu. Perbedaan yang sangat diragukan bahkan ditentang untuk diabaikan. Tapi kita hanya melihat persamaan yang kita punya, dan bahkan hubungan kita berjalan tanpa memikirkan perbedaan, kita hanya berjalan diatas persamaan.
Saat aku dan kamu mulai percaya bahwa kita akan selalu bersama, tuhan berkehendak lain. Masalah datang satu persatu dan mulai mengganggu keharmonisan hubungan kita, aku dan kamu bahkan nyaris menyerah, dan memilih untuk berpisah..
Tapi kita tetap tak berpisah, aku dan kamu masih berpegang teguh pada prinsip persamaan kita, aku dan kamu yakin persamaan itu bisa menjadi tali penyambung dihubungan ini. Dan disaat hubungan ini mulai membaik, kita masih melupakan perbedaan itu. Perbedaan yang selalu menjadi ketakutan nomer satuku. Perbedaan yang bisa membawa kita pada jalan yang diwajibkan untuk berpisah.
Waktu terus berputar begitu cepat dan waktu yang paling kutakuti akhirnya tiba,  perbedaan itu benar-benar memisahkan kita, aku dan kamu hanya bisa diam dan pasrah.
Aku dan kamu sama-sama tidak bisa berontak dari takdir yang sudah dituliskan tuhan untuk hubungan kita.
Aku tidak mengerti, apa salahnya jika kita mempertahankan hubungan ini walau banyak hal yang menuntut kita untuk berpisah? Kita mempunyai banyak persamaan, dan bahkan aku percaya persamaan itu yang akan menguatkan hati kita untuk selalu bersama, tapi kamu malah menyerah dan memutuskan untuk mengakhiri ini semua..
“agama kita berbeda, dan mustahil untuk kita untuk bersama. Orang tua ku juga menentang jika aku memiliki hubungan istimewa dengan orang yang agamanya berbeda denganku..” kata-kata itu selalu berputar-putar dipikiranku.
Mengapa dulu kita bersepakat untuk bersama kalau pada akhirnya sekarang kamu memilih untuk berpisah?
Seharusnya sejak awal kamu melihat perbedaan itu dan tidak memintaku untuk memiliki hubungan istimewa denganmu. Selama ini aku mempercayai ucapanmu bahwa persamaan kita diatas segalanya. Tapi kini aku tak habis pikir sekarang kamu malah berbicara perbedaan kita diatas segalanya..
“Agama kita berbeda, dan mustahil kita bisa dipersatukan. Orangtuaku saja melarang, apalagi tuhan?”
kamu benar kita memang berbeda, dan perbedaan ini bukan main-main. Aku harus menerima ini semua dengan lapang dada, aku harus percaya tuhan sudah mempunyai jodoh yang jauh lebih baik untukku..

 Jodoh yang tentunya seiman, dan dapat membimbingku kearah yang lebih baik. Kini aku hanya berharap semoga kamu bisa lebih berpegang teguh pada apa yang awalnya kamu ucapkan, bukan pada kenyataan yang akhirnya harus kamu terima..

2 komentar:

  1. Suka menulis y..bgs, ciri2 jadi seniman...
    aku sudah baca cerpen kamu, bikin aku ketawa, plus lucu he..he..

    BalasHapus
  2. amin :) terima kasih :)
    mohon doanya.. :)

    BalasHapus