Selasa, 01 April 2014

Surat Untuk Mantan

Hey Shar.

Apa kabarmu sekarang?

Masih ingatkah kamu ketika beberapa bulan yang lalu kamu membicarakan tentang apa arti kebahagiaan yag sesungguhnya padaku?

Dan percayakah kamu bahwa aku masih mengingatnya hingga detik ini?

Seingatku waktu itu kau pernah berkata seperti ini:

“Aku bahagia dengan semua kesederhanaan yang kita buat dihubungan ini. Kebahagaiaan yang ku impikan hanya bisa tercipta saat kamu dapat mengerti tetntang semua kekurangan yang ada didalam hubungan ini. Kamu tau kan rin jarak? Jarak menjadi penghalang kebahagiaan nomer 1 kita, dan aku berharap kamu bisa mengerti dan tidak mempermasalahkannya dikemudian hari.”

Hey Shar, ingat kata-kata itu kan?

Kata yang kamu lontarkan untuk menyakinkan ku tentang keseriusanmu terhadapku.

Kata-kata yang akhirnya mampu membuatku percaya terhadapmu.

Awalnya aku bingung loh shar bagaimana sih caranya menghadapi pemikiran dewasamu itu?

Tapi lambat laun aku mulai sadar. Aku terlalu egois ya shar?aku masih bersikap layaknya seperti anak kecil. Aku bodoh karna merasa aku mampu mengimbangi pemikiranmu. Aku salah karena bermimpi bisa mendapatkan kebahagiaan darimu.

Kini aku tau kok shar dimana letak kesalahanku.

Benar seperti katamu. Tentang jarak kan?

Dulu aku merasa sanggup menghadapi masalah jarak dihubungan ini, tapi ternyata aku salah shar, aku tak pernah mampu. Berbulan-bulan tak bertemu denganmu malah membuatku lelah berfikiran negatif. Dan selama berbulan-bulan juga aku mempermasalahkan hal yang tak sepatutnya kupermasalahkan.

Responmu?

Kamu tetap tenang menghadapiku. Sampai pada akhirnya hari yang ku takutkan datang, kamu pergi. Benar-benar pergi.

Mengapa? Apakah mungkin karna kamu merasa lelah denganku, lalu memutuskan untuk pergi?

Lalu bagaimana dengan responku?

Aku hanya bisa diam shar, aku terus memikirkan dimana letak kesalahanku.

Dan kini aku baru paham setelah kamu pergi dan menjauh.

Mengapa penyesalan itu selalu datang terlambat?

Mengapa aku baru bisa sadar atas semua kesalahan ku, setelah kamu orang yang aku sayangi memilih untuk pergi?

Aku tuh bodoh ya shar, aku bodoh banget karna lebih menomer-satukan keegoisan aku dibanding kesabaran kamu.

Aku menyesal shar..

Jika aku masih punya kesempatan kedua, aku janji tidak akan merusak kesederhanaan hubungan kita dengan sebuah keegoisan lagi shar.

Kamu percaya aku kan? ;’)

Jawab Shar..

Ah sudahlah, mungkin kamu sudah bahagia dengan dia.

Aku sadar kok, terkadang kebahagiaan bukan hanya milik aku sendiri.

Aku tau kamu juga ingin bahagia kan shar? :)

Iya bahagia, walau tanpa aku. :’)

Dan jika pada tanggal 24 april nanti kita bisa bertemu secara langsung aku ingin sekali mengucapkan ini.

“Happy Failed Anniv yg 1st ya shar. Semoga kamu langgeng terus sama dia. Dia yang jauh lebih baik dari aku.” :’)


Teruntuk Masa lalu




                                                                    #Sharina24







Jumat, 17 Januari 2014

Cerpen - “ PRISILLA”

Tujuan akhir dari kehidupan kita adalah agar kita dapat berguna bagi semua mahluk hidup yang diciptakan oleh tuhan, karna hanya amal kebaikan kita yang akan dihisab setelah kita meninggalkan dunia ini.

“Itu menurut artikel yang aku baca kemarin di internet, jadi gak ada salahnya kan aku bantuin tara..” kataku membela diri.

“Kamu sudah gila? kalau kamu mendonorkan jantung kamu ke tara sama aja kamu bunuh diri, dan tuhan itu gak suka sama orang yang meninggal karna bunuh diri. Ngerti kamu sil?” reno membentakku..

 “Niatku kan cuma membantu, memangnya salah memberikan bantuan untuk orang yang sedang sekarat agar tetap bisa hidup? Seenggaknya jantungku ini bisa berguna buat kelangsungan hidup tara ren!” aku mencoba tetap tenang..

“Tapi kalau kamu donorin jantungmu itu kamu bisa mati! Kamu tuh gak mikir apa sama perasaan orang tua kamu, teman-teman kamu, sama pacarmu si raka itu? Kalau mereka gak bisa menerimanya semuanya gimana? Kalau mereka terpuruk karna kehilangan kamu gimana? Kamu gak kasihan? Pikir ulang deh sil, jangan sampai kamu nyesel!!” reno masih menatapku.

“Kasihan? Terpuruk? Kamu terlalu berlebihan ren. Mereka semua gak perduli dengan ku, aku udah gak bisa bangkit lagi dari ini semua. Coba kamu lihat tara, semua orang menyayanginya, semua orang mencintainya, dan berharap ia agar tetap bisa hidup. Aku gak mungkin biarin orang-orang yang menyayanginya bersedih kehilangan sosok tara, sosok yang periang, rendah hati, dan selalu bersyukur atas apa yang tuhan berikan untuk hidupnya. Walaupun ia menderita karna penyakitnya, ia gak pernah mengeluh. Beda banget sama apa yang terjadi dihidup aku. Hmm lagi pula dokter sudah bilang kalau jantungku cocok untuk ditransplantasikan ke tara, aku tinggal menunggu instruksi dokter untuk melakukan operasi.” Aku menghela nafas..

“Kamu salah, aku perduli sama kamu sil, aku yang akan terpuruk karna kehilangan kamu. walaupun mereka semua gak menyayangi kamu, tapi masih ada aku sil yang sayang sama kamu, aku mohon sil, jangan lakuin ini..” reno menggenggam tanganku.

“Aku cuma mau berbuat sesuatu yang berguna untuk orang lain ren, ada orang lain yang lebih dibutuhkan untuk tetap hidup dibandingkan aku. Dan seenggaknya aku masih bisa berbuat kebaikan sebelum aku meninggal nanti.” Aku tersenyum.

“Prisilla, Dalam hidup gak ada jaminan untuk terus bahagia. Gak ada kepastian untuk apapun, setiap orang akan terlempar setiap saat dari kotak kenyamanannya, aku tahu kamu kesepian tapi kamu juga gak perlu buat ngasih nyawa kamu untuk orang lain. Kemarin kamu dengar kan, tara juga gak mau kamu donorin jantung kamu buat dia, tolong buka mata kamu, seberapa penting kehadiran kamu didunia ini.”

“Mungkin aku hanya bermimpi orang-orang disekelilingku menyayangiku, dan mungkin aku hanya berangan-angan semua orang bisa mengerti seberapa penting kehadiranku dihidup mereka. Tapi, mereka semua benar, aku gak pernah ada artinya dihidup mereka, aku selalu membuat mereka kesusahan, dan aku selalu salah dimata mereka. Jadi, untuk apa aku tetap hidup kalau pada akhirnya kehadiran ku tidak diharapkan disini..”

“Kamu salah..” reno memegang pundakku. “Lalu apa yang benar?” aku menatapnya. “Kamu tidak harus mengorbankan kehidupan kamu untuk orang lain.” “Tapi itu membuatku senang..”

“Senang? Bagaimana bisa hidupmu dipenuhi dengan derita, tapi itu malah membuatmu senang? Aneh tau gak. Kamu terlalu egois sil, kamu egois karna kamu gak mau berusaha untuk buat hidup kamu benar-benar bahagia.”

“Kenyataannya aku sedih, tapi, aku bahagia melihat mereka senang..”

“Sil, aku selama ini kagum sama ketegaran kamu. Kamu gak pernah nunjukin kesedihan kamu didepan mereka, dan kamu selalu berusaha nunjukin kebahagian palsu kamu untuk menutupi itu semua. Tapi itu bukan kamu yang aku kenal sil, itu kemunafikan kamu yang kamu buat untuk menutupi penderitaan kamu. Dengar ya sil, kamu gak bisa terus-terusan ngebiarin kemunafikan kamu menutupi siapa kamu sebenarnya. Aku tau kamu kesepian sil, tapi jangan pernah ngerasa sendirian, karna ada aku yang akan selalu nemenin kamu..”

“Kamu gak akan pernah ngerti ren, kamu gak pernah ngerasain gimana jadi aku. Kamu hanya lihat hidup aku dari luar tanpa melihat hidup aku dari dalamnya.” Aku tersenyum tipis.

 “Jadi itu penilaian kamu terhadapku selama ini?” “Seperti itu yang aku lihat ren..” aku menunduk.

 “Prisilla, kamu gak pernah peka! Kamu nyadar gak sih, selama ini aku yang dengerin semua keluh-kesah kamu. Aku yang selalu ngasih pundak aku saat kamu menangis. Tapi kenapa sekarang kamu menganggap aku hanya liat kamu dari luarnya saja? Aku tau siapa kamu sebenarnya sil! Jangan pernah kamu berfikiran kalau aku hanya datang sesaat ke kamu. karna aku selalu datang disaat kamu butuh atau tidak butuh aku..” reno membentakku.

“Ren. Cukup!” tiba-tiba air mataku mengalir deras.
“Sil.. dengar, kamu gak perlu, sangat-sangat gak perlu ngasih nyawa kamu untuk orang lain. Karna gak akan ada yang bahagia dengan kamu ngelakuin hal bodoh itu. Kamu selalu bilang, kalau kamu gak pernah mau buat orang-orang disekitar kamu sedih. Ingat itu kan sil?” reno memelukku.

“Kamu gak pernah ngerasain ren gimana rasanya jadi aku. Anak broken home yang gak ada dari salah satu orangtuanya yang mau ngasuh dia, dan orang tuanya malah nitipin dia kekeluarga yang gak pernah ikhlas ngerawat dia. gak ada yang meluk dia disaat hati dia terluka, gak ada yang ngasih dia semangat disaat ia benar-benar terpuruk. Dan gak pernah ada yang nganggap pentingnya arti hidup dia untuk mereka. Gak ada ren.. gak ada...” tangisku makin menjadi-jadi..

“Aku tau sil gimana sakitnya hati kamu, aku tau gimana terlukanya hati kamu, dan aku tau gimana tersiksanya batin kamu ngehadapin ini semua. Tapi aku bangga banget sama kamu, karna kamu tegar dan gak pernah nunjukin kesedihan kamu pada orang lain.. kamu gak boleh kalah ngehadapin ini semua. Jangan pernah ngebiarin rasa sakit kamu menghalangi kebahagiaan yang ingin kamu raih, jangan pernah..”

“Aku rasa pintu kebahagiaanku sudah tertutup rapat ren, mustahil untuk aku membuka pintu itu kembali..”

“Di dunia ini gak ada kata mustahil sil, gak ada. Kamu hanya perlu usaha, usaha dengan keras. Usaha walau badai akan datang dan menerjang tekadmu.. kamu tahu sil,  mungkin kamu adalah satu dari sekian anak perempuan broken yang beruntung..” reno tersenyum tipis..

“Beruntung? Kamu gila ren? Aku beruntung? Beruntung karna jadi anak broken home yang diabaikan trus dibuang dan kehilangan kasih sayang? Itu yang kamu bilang beruntung? Aku rasa otakmu itu sudah tak waras ren..” aku menggelengkan kepala tak percaya..

“Aku waras kok sil, cuma jiwa aku saja yang mungkin terganggu..” reno tertawa kecil.. 
“Trus? Maksud kamu bicara seperti itu apa? aneh tau gak..”

“Maksud aku begini sil, kamu tuh beruntung karna kamu punya aku yang selalu siap ngedukung kamu. hehe..”

“Reno aku lagi gak pengen bercanda ih..”
“Hehe maaf maaf, maksud aku kamu tuh beruntung sil karna kamu gak terjebak dalam belenggu hitam pergaulan karna jadi anak broken. Kamu juga beruntung karna ada orang yang sayang sama kamu walau gak sebanyak orang yang sayang sama tara..” reno tersenyum..

“Jadi kamu mau banding-bandingin aku dengan tara ren?”
“Bukan bukan.. aku cuma berpikir kamu tuh hanya iri dengan apa yang terjadi dihidup tara, kamu pasti berfikir ‘kenapa bukan aku yang jadi tara. Kenapa?’ iya kan? Pasti kamu pernah ngerasain kaya gitu kan? Ngaku sil ngaku..”

“Loh? Plis ya ren, aku ya aku, tara ya tara gak usah deh disama-samain. Lagi pula aku juga gak suka kok sama tara..”

“Nah dapet kartu AS!! Kamu bilang tadi kamu gak suka dengan tara lalu kenapa kamu mau ngedonorin jantung kamu untuk tara yang notabennya kamu gak suka? Gak masuk akal sil!!”

“RENOOO!! Dengernya aku hanya kasihan dengan tara, aku gak mau aja dia ninggalin orang-orang yang sayang dengan dia. Aku hanya mau ngasih tara kesempatan untuk membalas jasa orang-orang yang telah menyayangi dia setulus hati..”

“Ngasih kesempatan apa? kamu pikir kamu TUHAN sil? Kalau tuhan sudah berkehendak gak akan ada satupun manusia yang bisa membantahnya sil, NDA ADA! Plis deh jangan jadi orang bodoh! Harusnya kamu tuh mikir masih ada banyak hal yang bisa kamu lakuin untuk ngedapetin kebahagiaan, kebahagiaan gak mungkin bisa kamu dapatkan jika kamu membuang nyawa kamu dengan sia-sia! Aku tuh nda pernah ngerti sama jalan pikiranmu itu, membuang nyawa kaya gitu kamu pikir bisa buat kamu bahagia? Halah ngaco, yang ada itu mah hanya kepuasan ego mu saja bukan KEBAHAGIAAN.. Ngerti kamu?” logat jawa reno mulai keluar dan aku hanya tercegang mendengar ucapannya..

“Plis sekali ini aja dengerin aku sil, plis batalin niat ngaco kamu itu, plis demi aku, eh hmm maksud aku demi raka..”  jleb..

“Raka? kamu bilang raka? aku sudah hmm putus..” aku termenung
“Loh kenapa? bukannya kamu sayang banget sama dia?” reno mengangkat wajahku.
“Dia.. dia cuma mempermainkan hati aku, ternyata raka cinta sama tara ren. Kemarin dia cerita semuanya ke aku, dia bilang tara yang nyuruh dia pacaran sama aku karna tara tau aku sayang sama raka. ini semua hanya rekayasa raka sama tara ren..” air mata jatuh dari kelopak mataku..

“Re.. rekayasa? Jadi ini semua cuma..” reno menghentikan kalimatnya dan mengangguk mengerti..

“Lalu kalau kamu tau ini hanya rekayasa kenapa kamu masih mau ngedonorin jantung kamu untuk tara?” “Karna raka ren..” aku tersenyum.. “Raaa.. raka? maksud kamu?” reno tercengang tak percaya..

“Selama ini dia yang nuntut aku ngelakuin itu, dia yang selama ini membujuk aku agar mau ngelakuin itu, awalnya aku juga gak mau ngelakuin ini ren, tapi karna raka terus-terusan memberiku alasan yang masuk akal akhirnya aku menyerah. Pada saat raka bercerita semuanya dan ia bilang kalau ia sangat amat mencintai tara aku kaget ren, kaget banget malah. Aku juga sempat marah banget dan ngancem gak mau donorin jantung aku untuk tara.”

“Trus kenapa sekarang kamu malah mau donorin jantung kamu untuk tara?” reno menatapku aneh..

“Raka nangis di depan aku ren, dia bahkan sempat tertuduk dibawahku untuk memohon, dia bilang dia sayang banget sama tara, dia gak tau harus ngelakuin apa lagi untuk nyelamatin nyawa tara. Raka sudah hampir menyerah untuk nyari donor jantung yang mau ngedonorin jantungnya untuk tara, kamu tau kan ren susah banget nyari orang yang mau ngedonorin jantungnya untuk orang lain. Awal aku ketemu raka, pada saat raka nganterin tara check up, mereka bertemu dengan aku ren, trus tara ngenalin aku sama raka. Dan pada saat itu aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama ren. Tapi bodohnya aku tuh, aku malah bilang ke tara kalau aku cinta sama raka. Aku bodoh karna gak nanya dulu apakah raka punya hubungan istimewa gak dengan tara. Dan kini ternyata kamu benar ren, aku memang bodoh!”  “Lalu kenapa bisa kamu jadian dengan raka?”

“Tara yang tau kalau aku menyayangi raka akhirnya meminta raka nembak aku ren, awalnya raka gak mau karna dia pikir itu ide gila dan bisa nyakitin hati aku. Tapi akhirnya raka mengerti kalau aku butuh kasih sayang. Tara menceritakan semua kisahku pada raka yang akhirnya membuat raka kasihan terhadapku. Dan beberapa hari setalah pembicaraan tara dengan raka akhirnya raka berjanji pada tara kalau ia akan membahagiakan aku demi tara, ia menembak ku keesokan harinya dan semejak itu kamu tau kan hidup aku berubah. Kesedihanku sedikit demi sedikit menghilang karna kehadiran raka. Dan ia juga mampu membuat hariku dipenuhi senyuman dan tawa.. Aku bodoh ren, aku bodoh karna kebahagiaanku tara dan raka sama-sama menderita. Kebahagiaanku telah merenggut kebahagiaan yang harusnya menjadi milik mereka berdua. Mereka berdua saling mencintai, tapi karna keegoisan ku mereka harus terpisahkan.” Kini air mataku semakin deras mengalir..

“Ini bukan salah kamu sepenuhnya kok sil, jangan anggap semuanya salah kamu ah..” reno mengusap air mataku.. “Aku bodoh ren, aku egois. Semua yang kamu bilang tentang aku ternyata benar..” “Hey, hey sudah sudah jangan menangis lagi ah, seperti yang aku bilang tadi ini sepenuhnya bukan salah kamu kok sil.  Kalian bertiga hanya terjebak disituasi yang rumit. Ayo teruskan, ceritakan padaku bagaimana selanjutnya..”

“Raka sudah gak sanggup lagi menyimpan kebohongan dihatinya ren, trus akhirnya dia bilang putus dan menceritakan semuanya ke aku. Sekarang dia bener-bener terluka karna penyakit tara semakin parah. Dan aku gak tega ren kalau harus ngeliat raka bersedih kaya gitu. Aku juga kasihan sama tara, dia baik banget sama aku, bahkan dia juga perduli banget sama hidup aku. Aku pikir tara juga berusaha jadi sahabat aku walau aku gak pernah peka tentang hal itu. Duh reno.. kenapa hidup aku jadi kompleks gini sih..?”

“Oh jadi itu alasan kamu ngotot banget mau bunuh diri? Eh maksud aku ngedonorin jantung kamu untuk tara? iya untuk tara..” ku lihat reno menghela nafas..

“Iya ren, sejujurnya aku sudah lelah hidup seperti ini, aku cape harus cari-cari perhatian orang lain cuma untuk diperhatiin, dan aku juga sudah ngerasa cukup ngerepotin tante naya sama om reza. Aku mau bebas ren, mungkin sudah saatnya aku kembali ke pangkuan tuhan.  Aku juga yakin kok ayah ibuku sudah bahagia dengan kehidupan barunya. Aku sudah mencoba untuk ikhlas menerima kenyataan hidup ku yang penuh drama dan derita ini. Mungkin tara yang lebih pantas mendapat kehidupan normal tanpa dihantui kesakitan lagi. Aku pasrah ren, aku menyerah..

“Sil.. kamu bagai pohon muda yang kuat dan terjatuh karna diterjang badai yang tak kunjung menghilang. Kamu melupakan pelangi yang akan datang setelah badai itu menghilang. Kamu juga terlalu pesimis merasa tak mampu untuk melihat dan merasakan keindahan pelangi itu. Ingat kamu belum menjadi pohon tua yang rapuh dan mudah tumbang, kamu masih punya kehidupan sil. Kamu masih bisa melihat pelangi itu, tolong buka mata kamu, gak seharusnya kamu cepat jatuh dan tumbang seperti ini.” Air mataku kembali menetes..

“Aku udah gak punya kehidupan ren, aku cape.. Selama ini aku berusaha mencari jalan untuk kehidupan baru ku. Tapi jalan yang aku dapat hanya gelap ren, gak ada cahaya disepanjang jalan yang aku lalui. Dan bahkan aku sampai harus jatuh bangun untuk terus berjalan. Aku gak sanggup lagi ren..” tangisku kian menjadi-jadi dan reno pun memeluk tubuhku erat..

If our love is tragedy why are you my remedy..
If our love insanity why are you my clarity..

Dering handphone ku berbunyi, ku lihat sejenak ternyata panggilan masuk dari raka. Hah Raka? segera ku hapus air mataku dan melepaskan diri dari pelukkan reno..

“Halo raka. Ada apa?” suara ku masih terdengar serak. “Sil, tara sil..” suara diseberang telepon terdengar amat jelas.. Raka menangis, ya tuhan ada apa ini?.. “Tara kenapa? halo raka, tara kenapa? rakaa...” aku berteriak tapi yang ku dengar hanya suara tangisan raka..

“Tara meninggal sil...” jleb aku terdiam..

“Engga, engga mungkin kamu bohong kan ka? Tara gak mungkin meninggal kan? Raka jawab jangan diam!” aku terduduk lemas. Ya tuhan apa aku terlambat menyelamatkan tara?..

“Tadi tara koma sil, jantungnya tak berdetak, dokter udah berusaha nyelamatin tara tapi gagal. Hiks tara udah gak ada sil, kamu terlambat!!” tangis raka makin menjadi-jadi.. “Ka.. maafin aku..” tut tut tut telepon terputus.. “RAKAAAA.. Maafin aku ka.. hiks maafin aku..” aku menjerit-jerit.. “Hey tenang sil tenang, sabar kamu harus ikhlas, lihat tara sudah terbebas dari beban penyakitnya. Kamu harus ikut senang melihat tara senang..” reno mencoba menenangkan ku..

“Aku bodoh, aku egois, dan kini aku terlambat. Reno, tara ren tara.. hiks hiks..” “Sil hentikan tangis kamu ini, kamu akan buat tara sedih. Sudahlah hentikan!!” reno membentakku lagi.. lalu aku memandangnya.

“Raka mungkin akan benci aku selamanya ren..”

“Bisa gak kamu berhenti mikirin cowok kaya dia, asal kamu tau ya sil, yang lebih egois itu dia, dan untuk masalah ini dia yang pantas disalahkan, bukan kamu ngerti..!” “kenapa dia ren? Raka gak salah ren” reno menatapku dengan sinis.

“Dia salah karna dia ngelibatin kamu di masalah ini! Dia egois karna dia lebih mentingin kebahagiaan dia dibanding penderitaan kamu. kamu hanya terlibat dalam masalah ini dengan paksaan. Sudah cukup sil hentikan tangismu ayo kita pergi..” ia menarikku berdiri lalu berjalan didepanku.

“Kemana..?” reno terdiam..

“Aku tau aku bodoh ren, tapi aku hanya ingin disayang, aku ingin ngerasain rasanya dicintai, dan aku juga ingin bahagia ren..” seketika itu reno menoleh dan menghampiriku.. “Jadi selama ini kamu belum sadar juga sil? Selama ini ada seseorang yang sayang dan cinta sama kamu tapi kamu gak pernah peka..”  “Si.. siapa?”

“Aku!” aku tercengang.. “Selama ini aku ada untuk kamu sil, tapi kamu gak pernah anggep keberadaan aku, selama ini aku coba hibur kamu karna aku sayang kamu sil, aku mau buat kamu bahagia. Aku gak mau kamu sedih terus-terusan. Aku cinta kamu PRISILLA..”

“Reno..” aku memeluknya dengan erat.. “Terimakasih atas segalanya yang kamu lakukan untuk kebaikan aku, aku sayang kamu ren..”

-      TAMAT -

Review Buku Penjaja Cerita Cinta

Mengambil berbagai pelajaran berharga di Buku #PenjajaceritaCinta karya Pak @edi_akhiles



·         Judul                 : Penjaja Cerita Cinta
·         Penulis               : @edi_akhiles
·         Penerbit            : DIVA Press, Yogyakarta
·         Cetakan             : 1, Desember 2013
·         Tebal                : 192 Halaman
·         Tanggal terbit   : Desember, 2013
·         ISBN                : 978-602-255-397-7

“Assalamuallaikum Wr.Wb”
“Jika ada sesuatu yang bisa melekat sedemikian pepatnya hingga tak ada seutas detik pun yang sanggup melepaskannya dari denyut jiwa manusia, pastilah itu sebuah kenangan. Bukankah semakin memberontaki kenangan justru ia akan menyelinap tak terbendung ke ruang-ruang terdalam jiwa?” (hal: 36)

Kalimat diatas merupakan salah satu kalimat indah nan penuh keberagaman sastra dari beberapa cerpen di dalam Buku Penjaja Cerita Cinta karya Bpk. Edi Mulyono (@edi_akhiles).

Sosok pak Edi Mulyono atau Edi AH Iyubenu (nama pena beliau), merupakan pribadi yang gila nulis cerpen dan sudah giat menulis fiksi sejak tahun 1995 (wah masih didalam kandungan tuh saya). Pak edi ini merupakan sosok motivasi saya dalam menulis. Saya ingin seperti dia yang tak pernah lelah menulis cerpen walaupun terkadang nulis satu cerpen saja saya udah cengap-cengap.. tapi ini pak Edi sudah menulis hingga 700-an cerpen loh, wow banget kan.. Pak Edi juga merupakan pemilik bisnis publishing yang dikenal dengan nama “DIVA Press Group”, sambil memimpin DIVA Press beliau juga mengasuh #KampusFiksi yang membimbing anak-anak muda yang serius menulis dan menerbitkan novelnya.

Buku Penjaja Cerita Cinta ini memuat 15 cerpen  + 1 bonus Tips Menulis dari pak Edi. Saat saya memulai membaca cerpen pertama di dalam buku ini yang berjudul “Penjaja Cerita Cinta” jujur saya banyak mengalami kesulitan untuk memahami inti cerita dari cerpen tersebut, dan bahkan saya harus membacanya berulang-ulang kali supaya saya benar-benar paham akan inti cerita cerpen tersebut. Ett, tapi bukan karna ceritanya tidak jelas ya. Bukan! Saya merasa kesulitan membaca cerpen tersebut karna saya masih merasa asing dengan cerita yang mengandung banyak keberagaman sastra di dalamnya. Tapi satu hal yang patut saya acungi jempol dari cerpen ini. Cerpen ini mampu membuat saya sebagai pembacanya terkagum-kagum dengan keberagaman sastra didalamnya yang begitu kompleks. Saya juga jadi memiliki banyak contoh pemilihan diksi didalam suatu kalimat. Dan saya menjamin, bagi kalian yang membaca cerpen ini secara main-main atau tidak serius dalam memahami setiap kalimat-kalimat dalam cerpen ini, kalian tidak akan mengerti inti cerita keseluruhannya dan melewatkan begitu banyak pelajaran berharga dalam pemilihan diksi dalam penulisan karya fiksi..

Beberapa kali ekpresi wajahnya saya berubah seketika membaca buku ini. Terkadang saya tersenyum, trus mendadak jadi diam, lalu saya tertawa dan kemudian termenung. Kisah-kisah didalamnya sangat tak terduga..

 Cerpen di dalam buku ini sangat beragam temanya, ada kisah yang bertema romantik, sedih, bahkan komedi. Dan beberapa cerpen di dalamnya mungkin merupakan kisah nyata dari sang penulisnya. Nah dari masing-masing cerpen di dalamnya saya akan kasih bocoran sedikit tentang isi ceritanya. Dimulai dari cerpen pertama yang merupakan judul pada cover buku ini, yaitu :

1.   Penjaja Cerita Cinta (Kesetiaan, Rindu, Perpisahan, dan Kenangan).
“Setiap usai membunuh senja di pesisir teluk yang selalu membuatnya murung, Senja masuk ke dalam biliknya yang temaram..” (hal: 16)

Cerpen ini bercerita tentang seorang pria yang merupakan penjaja cerita yang diminta menceritakan satu cerita cinta kepada nyonya srintil pemilik rumah dengan suasana kerajaan klasik. Cerita dalam cerpen ini begitu tak terduga dan kita akan terhanyut dalam setiap kisah yang dibawakan si tokoh dalam cerita. Mulai dari Kesetiaan lalu Rindu kemudian Perpisahan dan berakhir dengan sebuah kenangan. Pak edi mampu membuat pembacanya mengeksplor imajinasinya tentang isi cerita didalamnya.

2.  Love Is Ketek.
Parmini, Parmini, masak gara-gara gue ngasih tau dengan niat baik baik nan penuh cinta, kalo di keteknya ada selembar bulu, keriting lagi, putih lagi, dia ngamuk!
Kalimat “oke, fine!” bagi Parmini, adalah perang! Bubar,  jika perlu! Busyet, bubar gara-gara ketek! (Hal: 47)

Plakkk (tepok jidat)...
Gila ceritanya gokil banget, paragraf awalnya saja udah bikin nyengir. Ini kisah nyata banget nih buat anak muda zaman sekarang. Jadi ceritanya si cowok dalam cerita ini negur pacarnya dan alhasil ceweknya marah trus ngambek dan akhirnya nangis. Bisa jadi pelajaran juga sih buat cowok-cowok yang mau negur pacarnya supaya gak asal ngomong, dan liat situasi dulu perasaan ceweknya lagi labil gak, atau bisa baik-baikin si cewek dulu trus baru deh ditegur.. #ehh

         3.  Cinta Yang Tak Berkata-kata.
Jika aku diminta memilih..
Aku akan lebih suka memilih cinta yang tanpa berkata-kata namun nyata dibanding cinta yang penuh kata tapi tidak nyata..
(Hal: 59)

Kalo boleh curhat sedikit, dulu teman saya juga pernah nih ngalamin cerita kaya gini, dan ending ceritanya mereka berpisah. Hiks..
Di cerpen ini menceritakan tokoh utama seorang cewek yang menginginkan bukti sebuah cinta yang nyata bukan cinta yang hanya sekedar kata-kata. Well, saya setuju banget dengan si cewek, karna saya sebagai cewek juga menginginkan cinta yang nyata bukan kata-kata..
Diakhir cerita ini si cowok bilang kalau ia ingin membelikan sebuah pulau, lalu membangun villa dengan taman bunga mawar dan All New Jazz RS untuk si cewek. Disitu saya sempat berfikir sebenarnya ini hanya sebuah candaan belaka atau keinginan si cowok. Entahlah, mungkin pak Edi ingin kita sendiri yang menentukannya. Tapi itu bukanlah keinginan si cewek karna ia hanya ingin diperlakukan sebagai kekasih yang nyata, bukan sekedar puisi cinta yang sekedar  kata-kata belaka. (love this story..)

4.  Dijual Murah Surga Seisinya.
“Mau dijual berapa tuh rahasia masuk surganya..?”
“Jangan bilang dijual dong!”
“Terus kok nawarin?”
(Hal: 66)

Saya rasa ini merupakan kisah nyata dari pak Edi.. (bener kan pak?). liat deh judul cerpen ini. Memang surga murah? Ah yang bener, masa surga dijual? Dari pada banyak nanya ini itu mending baca deh cerpen ini, kalian pasti bakal dapet jawabannya..
Intinya sih cerpen ini membuat kita sadar bahwa bersedekah bisa menjadi tabungan kita disurga nanti, walau kadang buat bersedekah aja kita masih kebanyakan mikir ini,itu. (siapa sih yang gak masuk surga? Saya aja ngarep banget..)

5.  Menggambar Tubuh Mama.
Kupeluk gambar tubuh mama, seperti biasa. Tapi, malam ini tak kudapatkan kehangatan apapun dari gambar tubuh mama. Dingin. Tak bergerak, tak membalas pelukku.. (Hal: 79)

Paragraf pertamanya membuat saya merinding dan lirih. Entah mengapa saya langsung bisa memberi bayangan tentang kepala ibu dari bocah itu yang dipenggal. Ngilu..
Kasihan sekali bocah itu, saya jadi merenung.. bagaimana kalau saya yang jadi bocah itu? Apakah saya bisa kuat melihat ibu saya dipenggal? Sungguh itu membuat saya jadi memikirkan ibu saya.. ( ah emak i loph u)..
Ceritanya begitu menyentuh, tapi akhir ceritanya masih membuat saya penasaran. Saya masih menginginkan membaca bagaimana cerita ini berlanjut, ah pak Edi tolong berikan kelanjutan dari kisah ini...

6.  Secangkir Kopi Untuk Tuhan (In Memoriam 58 Super Sic).
Dalam resah berdurasi hampir satu jam itu, semua galau menunggu apa yang akan terjadi kemudian. Sebagian kian tak sabar menunggu mulai berteriak. Sebagian lain melempar botol, kaleng, dan sampah ke trek sirkuit. (Hal: 83)
       Apa hubungannya Kopi dengan Trek Sirkuit? Penasaran? Yuk dibaca bukunya..
            
         Cerpen ini bercerita tentang berdukanya si penulis dengan kematian pembalap penuh kejutan “Marco Simoncelli”. Jadi tuh pak Edi masih belum terima gitu dengan kematian marco, dan alhasil ia khilaf dengan memarahi Tuhan. Nah trus apa hubungannya sama Kopi Untuk Tuhan? (udah beli aja bukunya trus baca deh ceritanya ntar juga ngerti kok.. hehe)

7.  Tak Tunggu Balimu.
Ku harap dirimu mengerti diriku tak mungkin kita terus begini..
Anggap saja semua itu sebagai mimpi tidurmu (emoh ah..)
   Lupakan masa lalu dari semua kenanganmu..
       Yang lalu biarlah berlalu.. (Hal : 94)
            
Cerpen ini berisi pembelaan pak edi terhadap musik dangdut koplo kesukaannya. Tapi, jujur saya masih tidak mengerti dengan inti ceritanya. Siapa itu Ricoeur? Apa itu kata-kata Ricoeur? Dan apa hubungannya lagu “tak tunggu balimu” dengan falsafat Ricoeur? Itu membuat saya bingung. (Maaf ya pak edi saya memang minim informasi :( ).

8.  Cinta Cantik.
Hingga malam dihajar desing panas sang fajar, aku belum juga terlelap. Tiba-tiba aku mengidap insomnia gara-gara hadirnya foto si cantik itu. Senyumnya terus hidup di memoriku, wajahnya yang indah terus menjerahi hatiku, dan tiba-tiba aku merasa jatuh cinta padanya! (Hal : 105)

Ah aku menjadi iri berat dengan sang penulis. Mengapa ia bisa membuat kalimat demi kalimat yang berada didalam cerpen ini menjadi lebih hidup? Mengapa ia bisa membuat setiap kalimat di cerita ini menjadi lebih kaya makna? Dan mengapa pak Edi bisa menggabungkan kalimat-kalimat keren di cerita ini dengan kalimat-kalimat yang lucu. Heran deh, kapan ya saya bisa seperti pak edi?

9.  “Tamparan Tuhan.”
"Tuhan selalu tahu membedakan, mana munajat yang berwelas kasih pada-Nya, mana munajat yang penuh durja atas nama keterdzaliman, Tuhan tahu mana yang terbaik untukku, untukmu, dan untuk yang lainnya, sebab itu Tuhan tak perlu memenuhi pintamu, pintaku, atau pinta yang lainnya. Saat itu terjadi, kau begitu gahar memaki-maki Tuhan. Bahkan Tuhan pun berani kau dzalimi atas nama keterdzaliman yang kau pelihara dengan berdarah-darah..” (hal: 118-119)

#Plakk, gila cerpen ini benar-benar menampar saya dan berhasil membuat saya nyadar diri. Seketika membaca cerita ini, saya jadi malu sendiri. Teringat ketika saya terdzalimi dan malah mendzalimi Tuhan.
Oh iya walau di cerpen ini ceritanya hanya tertuju di satu dialog, tetapi cerpen ini mampu menguraikan berbagai pesan moral yang terkandung didalamnya. Ini merupakan salah satu cerpen favorit saya, karna apalah arti sebuah cerpen tanpa ada pelajaran berharga yang terkandung didalamnya..

10.  “Abah, I LOVE YOU”
Abah, kendati aku memang tak pernah bilang “sayang, cinta, dan bangga padamu”, tetapi sepenuh hatiku amat sangat sayang padamu, cinta padamu, dan bangga padamu... (Hal: 133)

Duh Speechless seketika saya selesai membaca cerpen ini..
Cerpen yang merupakan kisah nyata dari sang penulis ini begitu menyentuh hati saya, dan membuat saya jadi teringat ayah dan larangan-larangan kerasnya..
Dan teruntuk kalian yang merasa ayah kalian jahat karna terlalu keras terhadap anda, cobalah baca cerpen ini dan renungkan kembali maksud dan tujuan ayah kalian keras kepada anda.
So, untuk kalian yang masih mempunyai ayah. Sayangi lah ayah kalian walaupun ayah kalian terlalu keras terhadap anda, karna itu merupakan tanda sayang dan perhatian beliau kepada anda.
Jangan pernah merasa benci atau dendam, kalian harus bersyukur karna beruntung kalian masih mempunyai ayah.
Jangan sampai menyesal ketika ayah sudah tiada karna kesempatan mempunyai ayah tidak datang dua kali.

11. “Cerita Sebuah Kemaluan.”
Sambil memperhatikan posturnya dengan seksama, aku terpikir, mengapa tuhan hanya menyematkan satu kemaluan ya padaku? Juga orangtuaku, adik-adikku, teman-temanku? (Hal : 133)

Pasti yang ada dibenak kalian adalah “gilaaak ini cerita apa banget, otak kotooorrr!!!!” hahaha..
Tapi jangan asal nge-judge dulu ya, jangan hanya melihat paragraf depannya. Karna apa yang kalian pikirkan diawal akan berbeda dengan kesimpulan yang didapat diakhir.
Bacalah cerpen ini hingga tuntas, sehingga kalian akan menemukan alasan mengapa sang penulis menceritakan tentang kemaluan dicerpen ini.
So, jangan berprasangka buruk dulu ya..

12. “Munyuk!”
Ya Allah, inikah lelaki yang tadi pagi menyerapahiku habis-habisan seolah aku bukan lagi manusia yang punya perasaan? (Hal: 145)

Ampun deh, suaminya benar-benar jahat dan tak mempunyai perasaan..
Dan ampun deh si penulis ini mampu membuat saya jadi emosi..
Ketika membaca cerpen ini, diparagraf awal hingga diparagraf akhir beliau mampu membuat perasaan saya terhentak, sedih? Iya, kesal? Iya, marah? Bangeeett!!
Beliau juga mampu membuat sang pembaca terbawa alur cerita, seolah-olah sipembacalah yang mengalami kejadian tersebut..
Ampun deh sama pak Edi..

13.  “Lengking Hati Seorang Ibu Yang Ditinggal Mati Anaknya (In Memoriam Lik Adnan).”

“Emak belum sempat merawatmu, Nak, tapi kamu begitu saja meninggalkan emak, tinggal sarungmu ini, Nak..” (Hal : 150)

Cerpen ini benar, Kasih sayang seorang ibu memang tiada tara.
Tapi, mengapa saya merasa kurang pas ya dengan judul cerpen ini?
Cerpen ini memang menceritakan tentang seorang ibu yang ditinggal mati anaknya, tapi alur ceritanya berlanjut dengan cerita anak yang ditinggal mati ibunya.
Dan cerita anak yang ditinggal mati anaknya lebih mendominasi ketimbang cerita judul cerpen ini.

14.  “Aku Bukan Batu.”
Ah, kutahu ini nggak adil sekali untyk egoku. Tuhan memang Yang Maha Kekal, tetapi jika makna kekekalan (khalidina fiha abada) dalam kitab suci-Nya bermakna kekekalan yang sementara, karena kekekalan sejati hanyalah hak-Nya, sungguh aku berontak! (Hal: 163)

Cerpen ini bercerita tentang seorang manusia yang mempertanyakan sebuah kekekalan. Tapi di akhir ceritanya, cerpen ini tidak begitu jelas, dan seperti menggantung. Tapi seperti biasa cerpen ini mempunyai begitu banyak pelajaran tentang hidup.
Bukankah kita semua tahu bahwa manusia itu tidak kekal? Bukankah kita juga tahu bahwa kekekalan semata-mata hanya milik Tuhan? So, untuk kalian yang masih bersikeras bertanya-tanya mengapa manusia tidak kekal? Coba kalian baca kumcer ini, dan temukan jawabannya...

15.  “Si X, Si X, And God.”
“Tuhan sedang mendengarkan obrolan kita.”
“Bagaimana kamu bisa tahu?”
“Tanyalah hatimu yang bernurani itu.”
“Caranya?”
“ayuk, shalat, ntar kamu kan merasakan kehadiran-Nya.”
(Hal : 179)

Cerpen ini adalah cerpen tanpa narasi, keseluruhan ceritanya full dengan dialog.
Cara penyampaian isi ceritanya begitu santai dan menarik, dan juga si penulis juga mampu mengaduk-aduk perasaan si pembaca dalam cerpen ini. Dan seperti biasa, cerpen ini kaya dengan pembelajaran berharga.
Dan teruntuk kalian yang ingin belajar cara membuat cerpen tanpa narasi atau full dengan dialog, cobalah baca cerpen ini dan ambil beberapa pelajaran berharga didalamnya.

Di dalam sebuah buku pasti ada kekurangan dan kelebihannya, nah dalam kesempatan me-review buku ini saya ingin memberikan pendapat saya tentang kekurangan dan kelebihan buku ini. Dan saya berharap pendapat saya ini bisa diterima dan dijadikan pembelajaran. Hehe..
-           Kekurangan: ada beberapa typo dalam cerpen didalamnya, tapi maklum lah manusia kan gak luput dari kesalahan, ada cerpen yang sudah berulang-ulang kali saya baca tapi masih saya tidak mengerti inti ceritanya, hiks.. (maaf pak maaf, mungkin saya harus lebih sering baca buku).  Lalu di dalam cerpennya begitu banyak bahasa sastra yang rumit untuk saya tangkap maksud dan artinya karna maklum saja, saya begitu asing dengan keberagaman bahasa sastra yang begitu banyak, hiks.
-      Kelebihan: jengjeng (suara gitar ceritanya..) nah didalam buku ini ada beberapa kelebihan yang saya kira sangat mencolok, yang pertama: buku ini mengajarkan kita tentang keberagaman teknik penulisan cerita fiksi, lalu buku ini juga memberikan contoh diksi yang pas dan klop didalam sebuah cerita, kemudian buku ini juga menyindir para penulis-penulis preet supaya nyadar diri, dan saya juga merasa tersindir karna saya juga sering melakukan dosa-dosa preet ini, hufft. Tapi-tapi saya gak sedih loh, saya malah jadi semangat buat terus menulis dengan baik dan benar. Dan yang terakhir buku ini merupakan pembelajaran berharga tentang kehidupan yang bisa buat kita semua merenung atas segala kesalahan yang kita perbuat dihidup ini.. (siapa ya mau masuk surga? Siapa yang mau? Tobat woy tobat.. #apasih)

## Dan Teruntuk Pak Edi saya mengucapkan banyak Terima kasih karna telah memberi saya buku ini secara gratis dan memberi saya kesempatan untuk me-Review buku ini. Saya juga mohon maaf jika tulisan ini mempunyai banyak kesalahan dan menyinggung pak Edi.


Assalamuallaikum Wr.Wb