Senin, 07 Desember 2015

KEY, MOVE ON! Karya: Octa Rina




Goodbye billy!! 
 
Setahun ngejomblo itu rasanya galau akut banget ya.Coba aja deh di pikir, selama setahun tuh gak pernah ada yang ngucapin “Selamat malam sayang, mimpi indah ya, i love you..” lalu kalau pagi tiba, juga gak ada pacar yang ngucapin “Selamat pagi”duh ngenes! Belumkalau lagi sakit,bener-bener kerasa banget deh efek ngejomblonya. Mau tau kenapa? atau, apa sudah pada tau? Kalau gak tau boleh ditanya deh ke teman-temannya yang jomblo. Hehe..

Jawabannya karna gak ada yang ngasih perhatian lebih dan gak ada acara manja-manjaan ke pacar. Kalo dipikir-pikir kenapa kaya begini banget ya nasib seorang jomblo, mantengin timeline mantan tuh udah jadi kewajiban banget setiap hari. Dan efek yang diterima gara-gara itu malah jadi ngegalau gara-gara ngeliat si mantan mesra- mesraan sama cewek barunya di timeline. Terus setiap hari malah jadi selalu matengin layar hape sambil berharap si mantan sms lagi terus ngajak balikan, tapi eh tapi yang sms kebanyakan malah dari operator. Ya ampun mblo sabar ya..
Sebenarnya apakah ini sebuah kutukan untuk para jomblo yang belum bisa move on? Selalu dihantui kegalauan, dan kecemburuan yang sebenarnya tidak pantas untuk dirasa kembali karena sudah tidak adanyahubungan istimewa dengan si mantan. So, mau sampai kapan key galau terus? Sudah setahun lebih tapi masih belum bisa move on, ayolah key move on!!.

“You, did it again, you did hurt my heart, i don’t know how many times...”  dering handphone ku berbunyi, kulirik sejenak dan ternyata ada panggilan masuk dari emily. Bergegas ku angkat panggilannya “What’s up em?” nada bicaraku datar “Key, are you at home now?”terdengar suara dari seberang telepon “Iya, kenapa em? kangen?” aku tertawa “Sembarangan! Ini ada berita baru loh tentang billy, you wanna see it?” emily terdengar bersemangat “Billy again? Sudahlah em aku sudah tidak tertarik dengan billy, aku mau move on emily, MOVE ON!” suaraku meninggi “Santai dong key, good news nih, kamu bakal nyesel kalo gak dengar berita ini..” emily mencoba menyakinkanku. “Oke fine, go to my home now!” “On the way key..” lalu aku menutup panggilannya. Dasar emily, ia selalu bersemangat kalau membicarakan berita tentang billy. Padahal aku selalu bilang ke dia kalau aku sudah tidak ingin mendengar berita tentang billy lagi.

Oh iya Emily adalah sahabatku sejak kecil. Dan ia adalah sahabat terbaikku.Kami selalu bersama-sama dari kecil hingga saat ini, emily sudah seperti kakakku yang selalu siap melindungiku dari orang-orang yang selalu mengusikku. Mengenai cinta emily selalu jadi pengaturnya, entah mengapa saat aku berpacaran dengan billy yang pada kenyataanya adalah pacar pertamaku, ia sangat mendukung hubungan itu, menurut emilybilly mampu merubahku menjadi pribadi yang jauh lebih baik, dan bahkan billy mampu membuatku bersikap dewasa. Tapi disaat aku mulai merasa nyaman bersama billy hubungan kami malah berakhir..

Penyebabnya? mungkin adalah ada orang ketiga. Aku melihat dengan mataku sendiri billy berselingkuh dan itu membuatku sakit. Mulanya aku tidak percaya bahwa billy berselingkuh tapi pada kenyataannya ia benar-benar melakukan itu. Emily juga tidak percaya kalau billy berselingkuh, ia sangat yakin kalau billy itu orang yang baik. Tapi apabila billy adalah orang baik mengapa ia berselingkuh dan mempermainkan hatiku? Emily menganggap ini semua hanya salah paham danmaka dari itu ia bersemangat sekali menyatukan aku dan billy kembali...
“Key, open the door key!!” emily mengentuk pintu kamarku dengan keras. Aku bergegas membukakan pintu, karna kalau tidak cepat, mungkin saja emily bisa merobohkan pintu kamarku.. “Santai dong emily..” kataku saat membuka pintu “Haha sorry key, saking semangatnya nih..” ucapnya santai sambil berjalan santai masuk ke kamarku lalu duduk diatas tempat tidur. “Ada apasih em?” tegurku sembari menghampirinya.

 “Kamu tau gak key, billy sudah putus loh sama linda, ini adalah kesempatan berharga kamu key untuk bisa balikan lagi sama billy..” emily tampak senang sekali. “Balikan? Ngaco..” sahut ku tak perduli. 

“Kok ngaco sih key? Ini kesempatan emas key! Jangan disia-siain nanti nyesel loh.”
“Hell-o.. nyesel dari hongkong. Si..”
“Lah jauh hongkong..” emily memotong pembicaraanku.
“Emily, denger ya.. cewek mana sih yang mau balikan sama cowok yang udah nyelingkuhin dia. gila kali, emang  cowok didunia ini tinggal satu apa?” Jawabku ketus “aduh key, berita tentang billy berselingkuh itu cuma gosip, itu cuma akal-akalan linda dan teman-temannya supaya kamu dan billy putus, percaya deh sama aku..” 

“Gosip? Emily listen! sudah berapa kali sih aku bilang ke kamu, aku sendiri yang melihat billy selingkuh. Kamu tuh aneh tau gak. Memang kamu mau lihat aku jatuh lagi dilubang yang sama? Buat nyembuhin luka ini aja aku masih belum bisa, apalagi kalau aku balikan trus malah sakit hati karna hal yang sama. Mungkin saja aku bisa sekarat!” 

“Key, maaf. Aku gak ada niat kaya gitu. I just wanna see you happy. Just that..” Emily memelukku.. 

“Aku tau emily, oke gini. Mungkin awalnya aku memang ingin balikan lagi sama billy, ingin banget malah, tapi sekarang kayanya sudah cukup untuk aku mengharapkan billy lagi. Setahun ini aku mencoba untuk move dari billy, walau terkadang aku masih jadi stalker setianya billy, tapi sekarang aku udah coba untuk gak nge-stalk billy lagi kok. Aku ngerasa sudah cukup berada dalam batas kegalauan yang luar biasa efek sampingnya. Aku harus bisa bangkit dari keterpurukan ini. Dan aku butuh kamu buat jadi penyemangat aku emily. Kamu mau kan support aku?” aku menatapnya dan ia hanya mengangguk.

“Nice. Aku mohon em, tolong kamu berhenti untuk nyatuin aku dan billy lagi, aku dan billy sudah gak mungkin bisa bersatu, kita udah punya jalan masing-masing. Billy sudah bahagia dengan keputusan dia, dan aku juga harus membuat keputusan. Keputusan apakah aku ingin terus terpuruk? atau aku bangkit mencari kebahagiaanku! Dan aku memutuskan untuk bangkit,aku ingin bangkit mengejar kebahagianku. Aku ingin membuka lembaran baru kisah cintaku. Dan aku berharap aku bisa membuat itu semua menjadi nyata. Dan tapi, kalau kamu terus-terusan bawa billy dikehidupan aku bagaimana aku bisa bangkit?” aku mencoba tersenyum.. 
 
“Emily sayang kebahagian gak cuma datang dari pacar pertama kok, mungkin saat hubunganku dan billy berakhir aku merasa sangat terpuruk dan bahkan aku sempat berfikir tidak akan ada yang namanya kebahagiaan lagi dalam hidupku, tapi ternyata aku salah besar, aku tetap bisa merasa bahagia walau tanpa billy, aku berusaha untuk belajar dari hal-hal kecil yang tak pernah ku perhatikan, dan hasilnya? ternyata itu semua bisa membuat aku tersenyum bahkan tertawa..” “Contohnya?” tanya emily serius “Contohnya kamu!” jawabku dengan diselingi senyuman..

“Aku? Maksudnya key?” 

“Iya kamu emily, dulu saat aku terpuruk aku gak pernah menyadari betapa pentingnya kehadiran kamu dihidup aku, saat itu aku hanya berfikir hanyabilly yang bisa membuatku bahagia. Tapi saat aku mencoba berfikir kembali ternyata aku salah, billy hanya membawa kesedihan untuk aku, aku ngerasa bodoh banget karna gak pernah berpikir kalau ada kamu yang selalu ada untuk aku. Kamu sahabat aku dan kamu selalu ada untuk aku. Kebahagiaan sesungguhnya dalam hidup ini bukan pada siapa pacarku, seberapa cantiknya aku, atau seberapa pentingnya kedudukan aku disekolah. Bukan, kebahagian terbesar dalam hidup ini adalah saat aku bisa menemukan seorang sahabat yang mengerti aku sepenuhnya, sahabat yang mampu membuatku bersemangat dikala keterpurukan menghantuiku. Dan aku bahagia karna aku memiliki kamu. sahabat terbaik dalam hidupku”.

Lalu tiba-tiba emily memelukku “Keyla.. maafin aku karena berusaha membawa kamu pada keterpurukan lagi..” emily tiba-tiba menangis.. “Hey hey emily, please don’t cry for me..” aku memegang pundaknya lalu mengangkat wajahnya.

“Emily, aku tau niat dan usaha kamu itu baik, kamu hanya ingin membawa kebahagiaan yang dulu pernah aku rasakan datang kembali, tapi sekarang kamu gak perlu ngelakuin itu lagi, karna hanya dengan kehadiran kamu dihidupku, itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku bahagia..” aku mengusap airmata yang jatuh dipipi emily.. 

“Key.. i’m so glad have a super bestfriend like you..” emily memelukku kembali.. “Sudah jangan nangis lagi, cengeng ih.” Ucapku bercanda.
“Engga kok engga nangis, Cuma terharu” katanya sambil mengusap sisa-sisa air mata diwajahnya..
“Kamu serius key mau move on dari billy?” emily menatapku.
 “Iya emily, aku super duper serius..” aku tersenyum.
“Tapi kalau ternyata billy datang lagi ke kehidupan kamu, apa kamu akan tetap tutup pintu hati kamu untuk dia?” aku terdiam..
 “Jawab key..” emily memegang tanganku. “Keyla, kalau kamu gak mampu untuk tutup hati kamu untuk billy, jangan pernah paksain untuk ngelakuin itu. Karna aku gak mau ngeliat kamu jadi orang munafik..” emily tersenyum.
“Aku pasti bisa move on dari billy, pasti!!” aku menatapnya lalu tersenyum..
“Semangat key, jika kamu bisa teguhin niat kamu untuk move on. Tuhan pasti akan kabulkan niat kamu untuk move on.”
“Bantu aku untuk move on emily..” Aku tersenyum.
“Ya tentu, yang penting kamu kuatin niat kamu itu, aku cuma gak mau kamu jadi orang munafik key.”

#BERSAMBUNG...

Selasa, 01 April 2014

Surat Untuk Mantan

Hey Shar.

Apa kabarmu sekarang?

Masih ingatkah kamu ketika beberapa bulan yang lalu kamu membicarakan tentang apa arti kebahagiaan yag sesungguhnya padaku?

Dan percayakah kamu bahwa aku masih mengingatnya hingga detik ini?

Seingatku waktu itu kau pernah berkata seperti ini:

“Aku bahagia dengan semua kesederhanaan yang kita buat dihubungan ini. Kebahagaiaan yang ku impikan hanya bisa tercipta saat kamu dapat mengerti tetntang semua kekurangan yang ada didalam hubungan ini. Kamu tau kan rin jarak? Jarak menjadi penghalang kebahagiaan nomer 1 kita, dan aku berharap kamu bisa mengerti dan tidak mempermasalahkannya dikemudian hari.”

Hey Shar, ingat kata-kata itu kan?

Kata yang kamu lontarkan untuk menyakinkan ku tentang keseriusanmu terhadapku.

Kata-kata yang akhirnya mampu membuatku percaya terhadapmu.

Awalnya aku bingung loh shar bagaimana sih caranya menghadapi pemikiran dewasamu itu?

Tapi lambat laun aku mulai sadar. Aku terlalu egois ya shar?aku masih bersikap layaknya seperti anak kecil. Aku bodoh karna merasa aku mampu mengimbangi pemikiranmu. Aku salah karena bermimpi bisa mendapatkan kebahagiaan darimu.

Kini aku tau kok shar dimana letak kesalahanku.

Benar seperti katamu. Tentang jarak kan?

Dulu aku merasa sanggup menghadapi masalah jarak dihubungan ini, tapi ternyata aku salah shar, aku tak pernah mampu. Berbulan-bulan tak bertemu denganmu malah membuatku lelah berfikiran negatif. Dan selama berbulan-bulan juga aku mempermasalahkan hal yang tak sepatutnya kupermasalahkan.

Responmu?

Kamu tetap tenang menghadapiku. Sampai pada akhirnya hari yang ku takutkan datang, kamu pergi. Benar-benar pergi.

Mengapa? Apakah mungkin karna kamu merasa lelah denganku, lalu memutuskan untuk pergi?

Lalu bagaimana dengan responku?

Aku hanya bisa diam shar, aku terus memikirkan dimana letak kesalahanku.

Dan kini aku baru paham setelah kamu pergi dan menjauh.

Mengapa penyesalan itu selalu datang terlambat?

Mengapa aku baru bisa sadar atas semua kesalahan ku, setelah kamu orang yang aku sayangi memilih untuk pergi?

Aku tuh bodoh ya shar, aku bodoh banget karna lebih menomer-satukan keegoisan aku dibanding kesabaran kamu.

Aku menyesal shar..

Jika aku masih punya kesempatan kedua, aku janji tidak akan merusak kesederhanaan hubungan kita dengan sebuah keegoisan lagi shar.

Kamu percaya aku kan? ;’)

Jawab Shar..

Ah sudahlah, mungkin kamu sudah bahagia dengan dia.

Aku sadar kok, terkadang kebahagiaan bukan hanya milik aku sendiri.

Aku tau kamu juga ingin bahagia kan shar? :)

Iya bahagia, walau tanpa aku. :’)

Dan jika pada tanggal 24 april nanti kita bisa bertemu secara langsung aku ingin sekali mengucapkan ini.

“Happy Failed Anniv yg 1st ya shar. Semoga kamu langgeng terus sama dia. Dia yang jauh lebih baik dari aku.” :’)


Teruntuk Masa lalu




                                                                    #Sharina24







Jumat, 17 Januari 2014

Cerpen - “ PRISILLA”

Tujuan akhir dari kehidupan kita adalah agar kita dapat berguna bagi semua mahluk hidup yang diciptakan oleh tuhan, karna hanya amal kebaikan kita yang akan dihisab setelah kita meninggalkan dunia ini.

“Itu menurut artikel yang aku baca kemarin di internet, jadi gak ada salahnya kan aku bantuin tara..” kataku membela diri.

“Kamu sudah gila? kalau kamu mendonorkan jantung kamu ke tara sama aja kamu bunuh diri, dan tuhan itu gak suka sama orang yang meninggal karna bunuh diri. Ngerti kamu sil?” reno membentakku..

 “Niatku kan cuma membantu, memangnya salah memberikan bantuan untuk orang yang sedang sekarat agar tetap bisa hidup? Seenggaknya jantungku ini bisa berguna buat kelangsungan hidup tara ren!” aku mencoba tetap tenang..

“Tapi kalau kamu donorin jantungmu itu kamu bisa mati! Kamu tuh gak mikir apa sama perasaan orang tua kamu, teman-teman kamu, sama pacarmu si raka itu? Kalau mereka gak bisa menerimanya semuanya gimana? Kalau mereka terpuruk karna kehilangan kamu gimana? Kamu gak kasihan? Pikir ulang deh sil, jangan sampai kamu nyesel!!” reno masih menatapku.

“Kasihan? Terpuruk? Kamu terlalu berlebihan ren. Mereka semua gak perduli dengan ku, aku udah gak bisa bangkit lagi dari ini semua. Coba kamu lihat tara, semua orang menyayanginya, semua orang mencintainya, dan berharap ia agar tetap bisa hidup. Aku gak mungkin biarin orang-orang yang menyayanginya bersedih kehilangan sosok tara, sosok yang periang, rendah hati, dan selalu bersyukur atas apa yang tuhan berikan untuk hidupnya. Walaupun ia menderita karna penyakitnya, ia gak pernah mengeluh. Beda banget sama apa yang terjadi dihidup aku. Hmm lagi pula dokter sudah bilang kalau jantungku cocok untuk ditransplantasikan ke tara, aku tinggal menunggu instruksi dokter untuk melakukan operasi.” Aku menghela nafas..

“Kamu salah, aku perduli sama kamu sil, aku yang akan terpuruk karna kehilangan kamu. walaupun mereka semua gak menyayangi kamu, tapi masih ada aku sil yang sayang sama kamu, aku mohon sil, jangan lakuin ini..” reno menggenggam tanganku.

“Aku cuma mau berbuat sesuatu yang berguna untuk orang lain ren, ada orang lain yang lebih dibutuhkan untuk tetap hidup dibandingkan aku. Dan seenggaknya aku masih bisa berbuat kebaikan sebelum aku meninggal nanti.” Aku tersenyum.

“Prisilla, Dalam hidup gak ada jaminan untuk terus bahagia. Gak ada kepastian untuk apapun, setiap orang akan terlempar setiap saat dari kotak kenyamanannya, aku tahu kamu kesepian tapi kamu juga gak perlu buat ngasih nyawa kamu untuk orang lain. Kemarin kamu dengar kan, tara juga gak mau kamu donorin jantung kamu buat dia, tolong buka mata kamu, seberapa penting kehadiran kamu didunia ini.”

“Mungkin aku hanya bermimpi orang-orang disekelilingku menyayangiku, dan mungkin aku hanya berangan-angan semua orang bisa mengerti seberapa penting kehadiranku dihidup mereka. Tapi, mereka semua benar, aku gak pernah ada artinya dihidup mereka, aku selalu membuat mereka kesusahan, dan aku selalu salah dimata mereka. Jadi, untuk apa aku tetap hidup kalau pada akhirnya kehadiran ku tidak diharapkan disini..”

“Kamu salah..” reno memegang pundakku. “Lalu apa yang benar?” aku menatapnya. “Kamu tidak harus mengorbankan kehidupan kamu untuk orang lain.” “Tapi itu membuatku senang..”

“Senang? Bagaimana bisa hidupmu dipenuhi dengan derita, tapi itu malah membuatmu senang? Aneh tau gak. Kamu terlalu egois sil, kamu egois karna kamu gak mau berusaha untuk buat hidup kamu benar-benar bahagia.”

“Kenyataannya aku sedih, tapi, aku bahagia melihat mereka senang..”

“Sil, aku selama ini kagum sama ketegaran kamu. Kamu gak pernah nunjukin kesedihan kamu didepan mereka, dan kamu selalu berusaha nunjukin kebahagian palsu kamu untuk menutupi itu semua. Tapi itu bukan kamu yang aku kenal sil, itu kemunafikan kamu yang kamu buat untuk menutupi penderitaan kamu. Dengar ya sil, kamu gak bisa terus-terusan ngebiarin kemunafikan kamu menutupi siapa kamu sebenarnya. Aku tau kamu kesepian sil, tapi jangan pernah ngerasa sendirian, karna ada aku yang akan selalu nemenin kamu..”

“Kamu gak akan pernah ngerti ren, kamu gak pernah ngerasain gimana jadi aku. Kamu hanya lihat hidup aku dari luar tanpa melihat hidup aku dari dalamnya.” Aku tersenyum tipis.

 “Jadi itu penilaian kamu terhadapku selama ini?” “Seperti itu yang aku lihat ren..” aku menunduk.

 “Prisilla, kamu gak pernah peka! Kamu nyadar gak sih, selama ini aku yang dengerin semua keluh-kesah kamu. Aku yang selalu ngasih pundak aku saat kamu menangis. Tapi kenapa sekarang kamu menganggap aku hanya liat kamu dari luarnya saja? Aku tau siapa kamu sebenarnya sil! Jangan pernah kamu berfikiran kalau aku hanya datang sesaat ke kamu. karna aku selalu datang disaat kamu butuh atau tidak butuh aku..” reno membentakku.

“Ren. Cukup!” tiba-tiba air mataku mengalir deras.
“Sil.. dengar, kamu gak perlu, sangat-sangat gak perlu ngasih nyawa kamu untuk orang lain. Karna gak akan ada yang bahagia dengan kamu ngelakuin hal bodoh itu. Kamu selalu bilang, kalau kamu gak pernah mau buat orang-orang disekitar kamu sedih. Ingat itu kan sil?” reno memelukku.

“Kamu gak pernah ngerasain ren gimana rasanya jadi aku. Anak broken home yang gak ada dari salah satu orangtuanya yang mau ngasuh dia, dan orang tuanya malah nitipin dia kekeluarga yang gak pernah ikhlas ngerawat dia. gak ada yang meluk dia disaat hati dia terluka, gak ada yang ngasih dia semangat disaat ia benar-benar terpuruk. Dan gak pernah ada yang nganggap pentingnya arti hidup dia untuk mereka. Gak ada ren.. gak ada...” tangisku makin menjadi-jadi..

“Aku tau sil gimana sakitnya hati kamu, aku tau gimana terlukanya hati kamu, dan aku tau gimana tersiksanya batin kamu ngehadapin ini semua. Tapi aku bangga banget sama kamu, karna kamu tegar dan gak pernah nunjukin kesedihan kamu pada orang lain.. kamu gak boleh kalah ngehadapin ini semua. Jangan pernah ngebiarin rasa sakit kamu menghalangi kebahagiaan yang ingin kamu raih, jangan pernah..”

“Aku rasa pintu kebahagiaanku sudah tertutup rapat ren, mustahil untuk aku membuka pintu itu kembali..”

“Di dunia ini gak ada kata mustahil sil, gak ada. Kamu hanya perlu usaha, usaha dengan keras. Usaha walau badai akan datang dan menerjang tekadmu.. kamu tahu sil,  mungkin kamu adalah satu dari sekian anak perempuan broken yang beruntung..” reno tersenyum tipis..

“Beruntung? Kamu gila ren? Aku beruntung? Beruntung karna jadi anak broken home yang diabaikan trus dibuang dan kehilangan kasih sayang? Itu yang kamu bilang beruntung? Aku rasa otakmu itu sudah tak waras ren..” aku menggelengkan kepala tak percaya..

“Aku waras kok sil, cuma jiwa aku saja yang mungkin terganggu..” reno tertawa kecil.. 
“Trus? Maksud kamu bicara seperti itu apa? aneh tau gak..”

“Maksud aku begini sil, kamu tuh beruntung karna kamu punya aku yang selalu siap ngedukung kamu. hehe..”

“Reno aku lagi gak pengen bercanda ih..”
“Hehe maaf maaf, maksud aku kamu tuh beruntung sil karna kamu gak terjebak dalam belenggu hitam pergaulan karna jadi anak broken. Kamu juga beruntung karna ada orang yang sayang sama kamu walau gak sebanyak orang yang sayang sama tara..” reno tersenyum..

“Jadi kamu mau banding-bandingin aku dengan tara ren?”
“Bukan bukan.. aku cuma berpikir kamu tuh hanya iri dengan apa yang terjadi dihidup tara, kamu pasti berfikir ‘kenapa bukan aku yang jadi tara. Kenapa?’ iya kan? Pasti kamu pernah ngerasain kaya gitu kan? Ngaku sil ngaku..”

“Loh? Plis ya ren, aku ya aku, tara ya tara gak usah deh disama-samain. Lagi pula aku juga gak suka kok sama tara..”

“Nah dapet kartu AS!! Kamu bilang tadi kamu gak suka dengan tara lalu kenapa kamu mau ngedonorin jantung kamu untuk tara yang notabennya kamu gak suka? Gak masuk akal sil!!”

“RENOOO!! Dengernya aku hanya kasihan dengan tara, aku gak mau aja dia ninggalin orang-orang yang sayang dengan dia. Aku hanya mau ngasih tara kesempatan untuk membalas jasa orang-orang yang telah menyayangi dia setulus hati..”

“Ngasih kesempatan apa? kamu pikir kamu TUHAN sil? Kalau tuhan sudah berkehendak gak akan ada satupun manusia yang bisa membantahnya sil, NDA ADA! Plis deh jangan jadi orang bodoh! Harusnya kamu tuh mikir masih ada banyak hal yang bisa kamu lakuin untuk ngedapetin kebahagiaan, kebahagiaan gak mungkin bisa kamu dapatkan jika kamu membuang nyawa kamu dengan sia-sia! Aku tuh nda pernah ngerti sama jalan pikiranmu itu, membuang nyawa kaya gitu kamu pikir bisa buat kamu bahagia? Halah ngaco, yang ada itu mah hanya kepuasan ego mu saja bukan KEBAHAGIAAN.. Ngerti kamu?” logat jawa reno mulai keluar dan aku hanya tercegang mendengar ucapannya..

“Plis sekali ini aja dengerin aku sil, plis batalin niat ngaco kamu itu, plis demi aku, eh hmm maksud aku demi raka..”  jleb..

“Raka? kamu bilang raka? aku sudah hmm putus..” aku termenung
“Loh kenapa? bukannya kamu sayang banget sama dia?” reno mengangkat wajahku.
“Dia.. dia cuma mempermainkan hati aku, ternyata raka cinta sama tara ren. Kemarin dia cerita semuanya ke aku, dia bilang tara yang nyuruh dia pacaran sama aku karna tara tau aku sayang sama raka. ini semua hanya rekayasa raka sama tara ren..” air mata jatuh dari kelopak mataku..

“Re.. rekayasa? Jadi ini semua cuma..” reno menghentikan kalimatnya dan mengangguk mengerti..

“Lalu kalau kamu tau ini hanya rekayasa kenapa kamu masih mau ngedonorin jantung kamu untuk tara?” “Karna raka ren..” aku tersenyum.. “Raaa.. raka? maksud kamu?” reno tercengang tak percaya..

“Selama ini dia yang nuntut aku ngelakuin itu, dia yang selama ini membujuk aku agar mau ngelakuin itu, awalnya aku juga gak mau ngelakuin ini ren, tapi karna raka terus-terusan memberiku alasan yang masuk akal akhirnya aku menyerah. Pada saat raka bercerita semuanya dan ia bilang kalau ia sangat amat mencintai tara aku kaget ren, kaget banget malah. Aku juga sempat marah banget dan ngancem gak mau donorin jantung aku untuk tara.”

“Trus kenapa sekarang kamu malah mau donorin jantung kamu untuk tara?” reno menatapku aneh..

“Raka nangis di depan aku ren, dia bahkan sempat tertuduk dibawahku untuk memohon, dia bilang dia sayang banget sama tara, dia gak tau harus ngelakuin apa lagi untuk nyelamatin nyawa tara. Raka sudah hampir menyerah untuk nyari donor jantung yang mau ngedonorin jantungnya untuk tara, kamu tau kan ren susah banget nyari orang yang mau ngedonorin jantungnya untuk orang lain. Awal aku ketemu raka, pada saat raka nganterin tara check up, mereka bertemu dengan aku ren, trus tara ngenalin aku sama raka. Dan pada saat itu aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama ren. Tapi bodohnya aku tuh, aku malah bilang ke tara kalau aku cinta sama raka. Aku bodoh karna gak nanya dulu apakah raka punya hubungan istimewa gak dengan tara. Dan kini ternyata kamu benar ren, aku memang bodoh!”  “Lalu kenapa bisa kamu jadian dengan raka?”

“Tara yang tau kalau aku menyayangi raka akhirnya meminta raka nembak aku ren, awalnya raka gak mau karna dia pikir itu ide gila dan bisa nyakitin hati aku. Tapi akhirnya raka mengerti kalau aku butuh kasih sayang. Tara menceritakan semua kisahku pada raka yang akhirnya membuat raka kasihan terhadapku. Dan beberapa hari setalah pembicaraan tara dengan raka akhirnya raka berjanji pada tara kalau ia akan membahagiakan aku demi tara, ia menembak ku keesokan harinya dan semejak itu kamu tau kan hidup aku berubah. Kesedihanku sedikit demi sedikit menghilang karna kehadiran raka. Dan ia juga mampu membuat hariku dipenuhi senyuman dan tawa.. Aku bodoh ren, aku bodoh karna kebahagiaanku tara dan raka sama-sama menderita. Kebahagiaanku telah merenggut kebahagiaan yang harusnya menjadi milik mereka berdua. Mereka berdua saling mencintai, tapi karna keegoisan ku mereka harus terpisahkan.” Kini air mataku semakin deras mengalir..

“Ini bukan salah kamu sepenuhnya kok sil, jangan anggap semuanya salah kamu ah..” reno mengusap air mataku.. “Aku bodoh ren, aku egois. Semua yang kamu bilang tentang aku ternyata benar..” “Hey, hey sudah sudah jangan menangis lagi ah, seperti yang aku bilang tadi ini sepenuhnya bukan salah kamu kok sil.  Kalian bertiga hanya terjebak disituasi yang rumit. Ayo teruskan, ceritakan padaku bagaimana selanjutnya..”

“Raka sudah gak sanggup lagi menyimpan kebohongan dihatinya ren, trus akhirnya dia bilang putus dan menceritakan semuanya ke aku. Sekarang dia bener-bener terluka karna penyakit tara semakin parah. Dan aku gak tega ren kalau harus ngeliat raka bersedih kaya gitu. Aku juga kasihan sama tara, dia baik banget sama aku, bahkan dia juga perduli banget sama hidup aku. Aku pikir tara juga berusaha jadi sahabat aku walau aku gak pernah peka tentang hal itu. Duh reno.. kenapa hidup aku jadi kompleks gini sih..?”

“Oh jadi itu alasan kamu ngotot banget mau bunuh diri? Eh maksud aku ngedonorin jantung kamu untuk tara? iya untuk tara..” ku lihat reno menghela nafas..

“Iya ren, sejujurnya aku sudah lelah hidup seperti ini, aku cape harus cari-cari perhatian orang lain cuma untuk diperhatiin, dan aku juga sudah ngerasa cukup ngerepotin tante naya sama om reza. Aku mau bebas ren, mungkin sudah saatnya aku kembali ke pangkuan tuhan.  Aku juga yakin kok ayah ibuku sudah bahagia dengan kehidupan barunya. Aku sudah mencoba untuk ikhlas menerima kenyataan hidup ku yang penuh drama dan derita ini. Mungkin tara yang lebih pantas mendapat kehidupan normal tanpa dihantui kesakitan lagi. Aku pasrah ren, aku menyerah..

“Sil.. kamu bagai pohon muda yang kuat dan terjatuh karna diterjang badai yang tak kunjung menghilang. Kamu melupakan pelangi yang akan datang setelah badai itu menghilang. Kamu juga terlalu pesimis merasa tak mampu untuk melihat dan merasakan keindahan pelangi itu. Ingat kamu belum menjadi pohon tua yang rapuh dan mudah tumbang, kamu masih punya kehidupan sil. Kamu masih bisa melihat pelangi itu, tolong buka mata kamu, gak seharusnya kamu cepat jatuh dan tumbang seperti ini.” Air mataku kembali menetes..

“Aku udah gak punya kehidupan ren, aku cape.. Selama ini aku berusaha mencari jalan untuk kehidupan baru ku. Tapi jalan yang aku dapat hanya gelap ren, gak ada cahaya disepanjang jalan yang aku lalui. Dan bahkan aku sampai harus jatuh bangun untuk terus berjalan. Aku gak sanggup lagi ren..” tangisku kian menjadi-jadi dan reno pun memeluk tubuhku erat..

If our love is tragedy why are you my remedy..
If our love insanity why are you my clarity..

Dering handphone ku berbunyi, ku lihat sejenak ternyata panggilan masuk dari raka. Hah Raka? segera ku hapus air mataku dan melepaskan diri dari pelukkan reno..

“Halo raka. Ada apa?” suara ku masih terdengar serak. “Sil, tara sil..” suara diseberang telepon terdengar amat jelas.. Raka menangis, ya tuhan ada apa ini?.. “Tara kenapa? halo raka, tara kenapa? rakaa...” aku berteriak tapi yang ku dengar hanya suara tangisan raka..

“Tara meninggal sil...” jleb aku terdiam..

“Engga, engga mungkin kamu bohong kan ka? Tara gak mungkin meninggal kan? Raka jawab jangan diam!” aku terduduk lemas. Ya tuhan apa aku terlambat menyelamatkan tara?..

“Tadi tara koma sil, jantungnya tak berdetak, dokter udah berusaha nyelamatin tara tapi gagal. Hiks tara udah gak ada sil, kamu terlambat!!” tangis raka makin menjadi-jadi.. “Ka.. maafin aku..” tut tut tut telepon terputus.. “RAKAAAA.. Maafin aku ka.. hiks maafin aku..” aku menjerit-jerit.. “Hey tenang sil tenang, sabar kamu harus ikhlas, lihat tara sudah terbebas dari beban penyakitnya. Kamu harus ikut senang melihat tara senang..” reno mencoba menenangkan ku..

“Aku bodoh, aku egois, dan kini aku terlambat. Reno, tara ren tara.. hiks hiks..” “Sil hentikan tangis kamu ini, kamu akan buat tara sedih. Sudahlah hentikan!!” reno membentakku lagi.. lalu aku memandangnya.

“Raka mungkin akan benci aku selamanya ren..”

“Bisa gak kamu berhenti mikirin cowok kaya dia, asal kamu tau ya sil, yang lebih egois itu dia, dan untuk masalah ini dia yang pantas disalahkan, bukan kamu ngerti..!” “kenapa dia ren? Raka gak salah ren” reno menatapku dengan sinis.

“Dia salah karna dia ngelibatin kamu di masalah ini! Dia egois karna dia lebih mentingin kebahagiaan dia dibanding penderitaan kamu. kamu hanya terlibat dalam masalah ini dengan paksaan. Sudah cukup sil hentikan tangismu ayo kita pergi..” ia menarikku berdiri lalu berjalan didepanku.

“Kemana..?” reno terdiam..

“Aku tau aku bodoh ren, tapi aku hanya ingin disayang, aku ingin ngerasain rasanya dicintai, dan aku juga ingin bahagia ren..” seketika itu reno menoleh dan menghampiriku.. “Jadi selama ini kamu belum sadar juga sil? Selama ini ada seseorang yang sayang dan cinta sama kamu tapi kamu gak pernah peka..”  “Si.. siapa?”

“Aku!” aku tercengang.. “Selama ini aku ada untuk kamu sil, tapi kamu gak pernah anggep keberadaan aku, selama ini aku coba hibur kamu karna aku sayang kamu sil, aku mau buat kamu bahagia. Aku gak mau kamu sedih terus-terusan. Aku cinta kamu PRISILLA..”

“Reno..” aku memeluknya dengan erat.. “Terimakasih atas segalanya yang kamu lakukan untuk kebaikan aku, aku sayang kamu ren..”

-      TAMAT -